Hari pertama piala dunia 2022 diwarnai dengan upacara pembukaan yang megah hingga penonton yang menghilang saat laga masih belum usai.
Piala dunia 2022 akhirnya dibuka dan antusiame publik baik dari pendukung tuan rumah maupun Ekuador dan fans lain yang hadir di stadion tampak sesuai ekspektasi di awal. Pembukaan yang megah di stadion Al-Bayt untuk piala dunia yang berbiaya termahal sejauh ini, sekitar lebih dari 220 milyar dollar AS, tampaknya terbayarkan dengan kehadiran para selebritas dunia seperti aktor senior Hollywood, Morgan Freeman dan penyanyi grup K-Pop, BTS, Jungkook plus atraksi yang meriah.
Sayangnya, antusiasme itu perlahan mulai hilang ketika pertandingan pembuka antara tuan rumah Qatar dan Ekuador dimulai. Penampilan Hassan Al-Haydos dkk yang mengecewakan dinilai menjadi salah satunya. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah berkurangnya penonton yang hadir di venue megah di kota Al Khor ini saat babak kedua hingga klimaksnya jumlah penonton yang hadir berkurang lebih dari 50 persen sebelum peluit panjang dibunyikan! Ada apa ini?
Upacara Pembukaan yang Spektakuler
Tak bisa dipungkiri, upacara pembukaan piala dunia 2022 yang ditunggu-tunggu oleh publik memang sesuai ekspektasi. Pertunjukan spektakuler selama 30 menit benar-benar memanjakan mata fans, baik 67,372 penonton hadir di acara sebelum laga pembuka ini maupun para pemirsa di televisi di seluruh dunia.
Upacara pembukaan Qatar 2022 sendiri menampilkan atraksi dalam delapan bagian yang menampilkan 32 jersey raksasa dari tim peserta bersama ratusan para penari, kemudian seluruh maskot raksasa piala dunia sebelumnya yang diikuti oleh kemunculan maskot edisi kali ini, La’eeb. Aktor film ternama Morgan Freeman berperan sebagai pemandu acara sekaligus narator beberapa cuplikan video, termasuk tentang kisah sepakbola Qatar di masa lalu, setelah kemunculan penyanyi K-Pop yang juga merupakan personal grup band BTS, Jungkook yang menampilkan salah satu lagu resmi berjudul ‘Dreamers’, bersama dengan penyanyi lokal Fahad Al Kubaisi dan diikuti oleh sambutan pendek dari Emir Qatar serta presiden FIFA, Gianni Infantino. Atraksi ditutup dengan parade kembang api dan kemunculan trofi piala dunia raksasa sebelum laga Qatar vs Ekuador dimulai. Pasang taruhan anda untuk laga-laga tim tuan rumah di Piala Dunia 2022 di link alternatif W88.
Misteri Hilangnya Sebagian Penonton Di Babak Kedua
Sayangnya, antusiame publik mulai berubah saat laga dimulai. Tim tuan rumah yang diasuh oleh pelatih asal Spanyol, Felix Sanchez, malah tampil grogi dan tertekan. Mereka sudah kebobolan saat laga baru berjalan kurang dari 5 menit ketika Enner Valencia menyundul bola hasil kemelut di depan gawang Qatar. Beruntung, gol dianulir karena offside setelah dianalisa oleh VAR.
Sayangnya, hal itu tidak merubah keadaan. Al Anbiya akhirnya kebobolan juga lewat titik penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Enner Valencia sebelum penyerang Fenerbahce ini kembali mencetak gol lewat sundulan kepala ketika laga masih setengah jam berjalan. Tuan rumah sempat memiliki peluang emas di akhir babak pertama saat striker Almoez Ali yang sudah berada di mulut gawang gagal menyambut bola dari umpan silang Hassan Al-Haydos.
Saat babak kedua dimulai, pemandangan mengkhawatirkan mulai terlihat saat beberapa bagian di stadion terlihat kosong hingga akhirnya melompong dengan tinggal menyisakan hanya seperempat dari kapasitas stadion. Sejumlah pihak mengira publik tuan rumah beranjak dari tempat duduknya untuk melaksanakan sholat Isya, namun ternyata mereka tidak kembali. Sejumlah wartawan yang meliput di tempat pun mengakui bahwa pendukung tuan rumah memang meninggalkan stadion.
Kritik dari media pun mulai bermunculan. Performa tak memuaskan Qatar hingga membuat Hassan Al-Haydos cs menjadi tim tuan rumah pertama yang kalah di laga pembuka tentu menjadi salah satunya. Spekulasi mengenai alasan lain pun hadir di permukaan yang dikaitkan dengan kemungkinan rendahnya minat sepakbola di negeri mungil Timur Tengah tersebut, pesimisme pendukung tuan rumah hingga tuduhan kontroversi pemilihan Qatar sebagai tuan rumah piala dunia yang kemungkinan tidak lain adalah ambisi sang Emir Qatar sendiri demi mempromosikan negaranya ke tingkat global. Mana yang benar, tidak ada yang tahu pasti. Namun hal ini jelas menjadi indikasi negatif yang harus diselesaikan pihak penyelenggara mengingat piala dunia bukan hanya sekedar upacara pembukaan yang meriah. PR yang sama juga harus dilakukan oleh timnas Qatar untuk memperbaiki performa mereka di laga berikutnya. Jika tidak, bukan tidak mungkin mereka akan makin kehilangan muka mengingat media-media barat sudah lama mencibir negeri tersebut bahkan sebelum turnamen dimulai.