Kategori
blog bola Liga Champions

PSG Selangkah Lagi Tunjuk Pengganti Pocchettino

PSG sedang dalam proses negosiasi dengan OGC Nice untuk membujuk arsitek mereka, Christopher Gaultier untuk pindah ke Paris musim mendatang.

Langkah ini diambil oleh manajemen PSG terutama oleh direktur olahraga yang baru saja menggantikan Leonardo Araujo, Luis Campos, setelah target utama mereka Zinedine Zidane, menolak bergabung dengan Les Parisien musim depan. Eks pelatih Real Madrid tersebut lebih mengincar posisi melatih timnas Prancis mengingat nahkoda Les Blues saat ini, Didier Deschamps memiliki kontrak yang akan berakhir di bulan Januari 2023 mendatang.

Nama Christophe Gaultier pun menjadi incaran berikutnya setelah PSG memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak pelatih mereka, Mauricio Pocchettino, yang dianggap gagal meski membawa timnya kembali menjuarai kompetisi domestik. Gaultier saat ini masih berstatus pelatih Nice, yang dibawanya finis di urutan kelima di klasemen akhir musim 2021/22 plus lolos ke final Piala Prancis. Namun, namanya paling dikenal saat dua musim lalu menggagalkan ambisi Kylian Mbappe dan kolega untuk menjuarai Liga Prancis. Bersama Lille, pelatih kelahiran Marseille tersebut sukses membawa timnya merengkuh gelar liga domestik keempat, atau yang pertama sejak gelar terakhir mereka di tahun 2011 saat masih ditangani oleh Rudi Garcia dan diperkuat oleh Eden Hazard. Munculnya nama Gaultier bukan hal yang mengejutkan mengingat Luis Campos pernah bekerjasama saat masih berada di Lille, termasuk saat menjadi kampiun Ligue 1 2021.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI W88

Karir Christopher Gaultier

Gaultier mengawali karirnya sebagai pelatih di Saint Etienne pada tahun 2009 menggantikan bosnya, Alain Perrin. Sebelumnya ia sempat menjadi asisten pelatih di Lyon, Sochaux, Portsmouth plus Al-Ain.

Eks bek yang pernah memperkuat Marseille, Lille dan Toulouse di akhir 1980an dan dekade 1990an ini bertahan di Saint Etienne selama delapan musim. Setelah menyelamatkan mereka dari zona degradasi di musim pertamanya, Gaultier membawa klub yang bermarkas di Stade Geoffroy Guichard ini finis di 10 besar selama tujuh musim berturut-turut, dengan empat kali lolos ke kompetisi Eropa. Di musim 2013/14, ia bahkan mampu memberi gelar Piala Liga Prancis yang merupakan gelar pertama bagi mantan raksasa Ligue 1 di tahun 1970an ini dalam 32 tahun!

Kiprahnya berlanjut ke Lille di tahun 2017. Ditunjuk di tengah musim, ia mampu menyelamatkan timnya lagi dari degradasi. Di musim berikutnya, Lille berhasil dibawanya finish sebagai runner up dan menjadi kampiun di musim 2020/21. Musim lalu, performanya bersama Nice sebenarnya cukup bagus. PSG dibuatnya gagal meraih kemenangan di tiga pertemuannya musim lalu yang semuanya berakhir imbang. Satu laga di Piala Prancis berakhir dengan kemenangan lewat adu penalti. Dante dan kolega dibawanya mengakhiri musim lalu dengan berada di urutan kelima di klasemen akhir. Pasang taruhan anda untuk laga-laga tim asuhan Christophe Gaultier di link alternatif W88.

Peluang PSG di Liga Champions Musim Depan

Lalu bagaimana peluang Gaultier bersinar bersama PSG? Untuk liga domestik, mungkin pemenang pelatih terbaik Prancis sebanyak tiga kali ini bakal tidak menemui kesulitan untuk memenangkannya. Dengan skuad mahalnya, Gaultier diprediksi hanya perlu memodifikasi formasi yang digunakan untuk mengakomodasi Lionel Messi, Kylian Mbappe ataupun Neymar jika masih memilih untuk bertahan. Formasi andalannya selama melatih klub-klub sebelumnya adalah 4-4-2 yang tidak banyak mengandalkan penyerang sayap. Sementara stok di posisi ini di dalam skuadnya bisa dibilang cukup banyak. Mereka hanya kehilangan Angel Di Maria yang telah memutuskan hengkang.

Sedangkan untuk peluang Le Parisien tampil apik di Liga Champions, kemungkinan besar hal ini bakal membutuhkan waktu. Gaultier bukan tipikal pelatih instan. Ia membutuhkan setidaknya dua atau tiga musim untuk meraih hasil maksimal. Satu lagi handicap pelatih kelahiran Marseille ini adalah ia tidak pernah membawa timnya sukses di kompetisi Eropa. Prestasi terbaiknya hanyalah membawa Saint Etienne melaju hingga babak 32 besar di Liga Europa 2016 dan 2017.

Di PSG yang sangat ambisius untuk merengkuh gelar Liga Champions, Gaultier bakal menghadapi tekanan besar. Banyak pundit menilai, penunjukannya sebagai pelatih kepala agak beresiko. Gaultier dikenal sosok yang lebih memilih mundur saat menghadapi kondisi yang tidak lagi dirasa cocok baginya ketimbang bertahan. Semua bergantung pada seberapa lama PSG akan bersabar menunggu untuk meraih trofi si Kuping Besar pertamanya dan seberapa menyakinkan performanya tim asuhan Gaultier nanti, setidaknya di musim depan. Jika tidak, besar kemungkinan pemilik klub, Nasser Al Khelaifi, bakal mencari pelatih baru lagi, setidaknya saat musim 2023/24 ketika tim asal ibukota Prancis tersebut masih belum bisa merengkuh gelar impiannya.